Celaka kita!


“Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah ta’ala yang telah memberikan nikmatnya sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik………………………………………………………….”

Kita pasti pernah menuliskan perkataan itu, right?

Sore ini saya sempatkan sebentar mampir ke Perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan (JUTAP) UGM. Saya ambil beberapa tugas akhir milik kakak angkatan, lalu saya buka halaman ke” ii”. Ketika kita membaca, maka tidak akan kita dapatkan kata-kata lain dalam kata pengantar kecuali diawali dengan ucapan “Alhamdulillah”, atau “Segala puji bagi Allah”, atau yang semisalnya. Allahu Akbar! Ini adalah kalimat yang sangat mulia. Pujian bagi Allah hakikatnya adalah bagian dari mentauhidkan Allah.

Manusia dengan berbagai macam sifat dan karakternya, dengan berbagai macam amal dan akhlaknya, pada saat itu memuji Allah ta’ala, Rabb yang memberikan nikmat-nikmatnya sehingga apa yang kita inginkan dapat terwujud, hingga membuat hati bahagia, berbunga-bunga karena begitu senangnya.

Namun……

Celaka kita!

Sangat bahagia ketika keinginan dunia kita terwujud dengan mudahnya biiznillah. Namun entah siapa diantara kita yang telah berbahagia pula ketika Allah telah mampukan kita untuk mengerjakan berbagai ketaatan kepada Allah. Allah mudahkan kita dalam melangkah untuk menuju surga. Namun sudah sebanyak apa kita bersyukur?

Celaka kita!

Sangat bahagia ketika keinginan dunia kita terwujud dengan mudahnya biiznillah. Namun dalam mengejarnya kita melalaikan begitu banyak kewajiban kita sebagai manusia.

Celaka kita!

Sangat bahagia ketika keinginan dunia kita terwujud dengan mudahnya biiznillah. Namun kita maksiati Rabb yang telah kita (sedikit) puji di halaman kedua paragraf pertama.

Wahai Rabb, sungguh kami termasuk makhluk yang banyak bermaksiat kepada-Mu, maka ampunkan lah kami! Berilah kami hidayah selalu..

 

Musholla Teknologi lt.2 Fakultas Teknik UGM

15.42

 

 

 

Diterbitkan oleh Akbar Abdulfattah

Dengar, renungkan, pahami, dan ambil pelajaran

Tinggalkan komentar